Agenda Terkini:

LPTT Bandung mengajak anda mahasiswa (S1 & S2) untuk terlibat menjadi RELAWAN Lingkungan bersama LPTT Bandung. Informasi/Pendaftaran: 08170213972 / @LPTT_Bandung

Senin, 26 Mei 2014

Bank Sampah Pasir Kaliki

Pelatihan dilakukan di gedung kelurahan pasir kaliki

Permasalahan sampah yang tidak terkelola dengan baik di kelurahan Pasirkaliki serta keinginan dari LPM kelurahan untuk meminimalisir sampah yang dibuang ke TPS, mewujud dalam komitmen warga dengan mendirikan Bank Sampah Pasir Kaliki, pendirian dan perwujudan adanya bank sampah dimulai dengan diadakannya sosialiasi dan pelatihan bank sampah pada hari kamis 21 mei 2014.  


Pak Dadeng Menjelaskan Jenis-jenis Sampah
Sosialiasi dan pelatihan bank sampah ini diisi oleh pihak Lembaga Pengembangan Teknologi Tepat serta PD. Kebersihan, untuk sesi dari pihak LPTT dibawakan oleh pak.Dadeng yang menjelaskan jenis-jenis sampah yang potensial menjadi tabungan dan dimanfaatkan.

Bank Sampah yang akan terwujud selain menjadi wadah untuk meminimalisir sampah masuk TPS, pun juga sebagai penggalian potensi sumber daya manusia di kelurahan Pasirkaliki, menurut peserta pelatihan, Bank sampah diharapkan jadi solusi dari permasalahan sampah di kelurahan Pasirkaliki, dan juga komitmen bersama dalam mengelola lingkugnan ini sebagai satu langkah nyata pengamalan terhadap perintah mencintai alam.

Rencananya setelah pendirian Bank Sampah Pasir Kaliki akan ada pendampingan dari pihak LPTT untuk memaksimalkan kinerja bank sampah. (Hadi Zan)

kontributor: Arif Rahman

Rabu, 07 Mei 2014

Pemantapan Kinerja Bank Sampah Kota Bandung

 
Praktek Simulasi Bank Sampah


Bandung - Masih terkatung-katungnya insenerator Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) membuat berbagai pihak membuat solusi dini. Paling banyak adalah pengelolaan melalui bank sampah oleh warga setempat.

Seperti yang dilakukan beberapa warga yang mendapat sosialisasi Pemantapan Kinerja Bank Sampah Kota Bandung di Plaza Balai Kota Jalan Wastukancana, Selasa (6/5/2014).

Salah seorang peserta, Tita menjelaskan, pengelolaan sampah di RW 11 Kelurahan Padasuka sudah berjalan sejak 2011. Prosesnya, Tita menjemput sampah ke rumah warga dengan cara membeli, kemudian uang warga dibagikan saat akan memasuki bulan puasa atau lebih dikenal munggahan.

"Awalnya kami hanya berenam. Sekarang sudah banyak pengelolanya, dan nasabah sudah mencapai 60 warga," ungkapnya.

Sementara Herry, pengelola bank sampah di Cisaranten Kidul agak beruntung karena mendapat dana coorporate social responcibility (CSR) dari Pertamina. Namun sampai sekarang dia belum bisa melaksanakan bank sampah karena terkendala lahan yang akan dipakai untuk menampung sampah. Selama ini warga membuang sampah ke Sungai Cinambo.

"Memang ada lahan milik Pemkot. Tetapi izinnya sulit. Padahal kalau bisa disewa atau dipinjamkan, saya optimis bisa menangani sampah di lima RW Cisaranten Kidul," ucap dia.

Di tempat yang sama, Ketua Lembaga Pengembangan Teknologi Tepat Rohaji menyatakan, sosialisasi digelar untuk meningkatkan kepedulian masyarakat dalam mengolah sampah. Warga tidak sekadar memilah, tetapi dilatih untuk mengolah sampah agar menghasilkan, seperti pupuk atau tambahan penghasilan.

"Kami memberikan pengertian kepada masyarakat agar mengurangi sampah dari rumah dengan cara memilah dan menghasilkan. Saat ini sudah ada 75 lokasi bank sampah di Kota Bandung," ujarnya.

Sumber: Inilah Koran