Ketika mendengar kata sampah persepsi yang hadir adalah bau, jijik, geuleuh,
rujit . Namun ketika mendengar kata bank yang terlintas adalah tempat penyimpanan uang
yang nyaman, sejuk, dan dipenuhi pelayanan ramah merekah nan muda para pegawai professional.
Perpaduan antar image sampah dan image Bank menimbulkan pertanyaan yang menggelitik
dibenak kita, bisakah kita nabung sampah?.
Paradigma pengelolaan sampah
Selama ini sudah menjadi kebiasaan menangani sampah perkotaan
dengan cara K.A.B atau Kumpul Angkut Buang, hal tersebut memang memudahkan
kita, disatu sisi rumah dan lingkungan kita bersih namun orang lain yang
tempatnya dikorbankan untuk dijadikan tempat pembuangan sampah tentu
saja mengalami kerugian dan kerusakan.
Paradigma atau cara pandang dalam menangani sampah telah
dirubah jika kita perhatikan bagan dibawah ini ;
Segitiga merah (paradigma lama); kotak pencegahan ada diujung
kerucut atau paling sedikit yang berperan dalam penanganan sampah. Sementara kotak
TPA (tempat pembuangan akhir) mendapat porsi terbesar yang berarti sampah
dibuang lebih banyak.
Segitiga terbalik hijau (paradigma baru); Kotak pencegahan
mendapat porsi terbesar pada segitiga terbalik, sehingga sampah yang masuk ke
TPA berkurang.
Upaya penanganan sampah dari hilir dapat dilakukan dengan
mendirikan Bank Sampah.
Apa itu Bank Sampah?
Jika kita merujuk pada pengertian bank secara umum;
Bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak.
Namun dalam pengertian bank sampah bukan dana yang dihimpun tapi
sampah dari nasabahlah yang disimpan kemudian dikonversikan dalam bentuk lain (tabungan
sembako, tabungan uang, tabungan beasiswa, tabungan sedekah, dll). Jadi bank
sampah merupakan upaya pencegahan sampah masuk TPA dengan cara memaksimalkan
nilai sampah.
Ada beberapa contoh pemaksimalan nilai sampah yang dikemas
dan dimanfaatkan oleh orang-orang yang mampu membaca peluang, contoh di kota
Bandung ada “Babe”, Pasar barang bekas Pajagalan Astana Anyar dll.
Memaksimalkan nilai sampah dengan menabungkannya dibank
adalah salah satu metode penanganan sampah yang sebetulnya mudah asal ada
kemauan, komitmen dan konsisten.
Mekanisme Penyetoran dan Penjualan di Bank Sampah
Gambar diatas menunjukan mekanisme penyetoran bank sampah;
No. 1 & 5: Pemilahan sampah, dilakukan sejak dirumah,
pisahkan sampah bernilai dan sampah organic.
No. 2: Penyetoran sampah, dilakukan bersama-sama agar meriah.
No. 3: Sampah ditimbang kemudian dikonversikan kedalam
tabungan
No. 4: Sampah yang sudah dikonversikan kemudian dicatat pada
buku tabungan
No.1: Sampah disortir sesuai jenisnya, Plastik, dus, kertas,
dll
No.2: Sampah ditimbang
No.3: Sampah Dipacking
No.4: Sampah Dijual ke Bandar
Bank Sampah Bandung
Kota Bandung memiliki beberapa bank sampah yang telah
berjalan dan maju, kita dapat secara langsung mengunjungi mereka untuk belajar
mengenai bank sampah.
Mudah-mudahan dengan adanya bank sampah mampu untuk
setidaknya mengurangi jumlah sampah yang masuk TPA selain itu meninggkatkan
kreativitas warga mengenai cara penanganan sampahnya yang bernilai ekonomis.
(Hadi Zan)
akan memberi kesempatan pada kawan-kawan yang terjun di akademi untuk melakukan kajian yang lebih dalam sehubungan dengan berkembangnya Bank Sampah sebagai salah satu solusi mengenalkan sampah adalah "sumber daya" yang belum digarap dengan optimal di bumi pertiwi ini.
BalasHapusmkasih gan ,,, postingan bank-sampah-upaya-maksimalkan-nilai ,, yang bagus dan bermanfaat ini layaknya di share ajja ,, nih saya bantu ngeshare ,, ,, jgn lupa kunbal nya pulsagratisandroidku.blogspot.com terimakasih skali lagi gan , maju terus blog nya ,,, !
BalasHapustolong batuan kirim kami cara kirja / pengelola ba k sampah
BalasHapus