Agenda Terkini:

LPTT Bandung mengajak anda mahasiswa (S1 & S2) untuk terlibat menjadi RELAWAN Lingkungan bersama LPTT Bandung. Informasi/Pendaftaran: 08170213972 / @LPTT_Bandung

Rabu, 16 Juli 2014

NGABUBURIT SAMBIL KAMPANYE HEMAT AIR

Air merupakan unsur terpenting dalam bumi, karena air adalah sumber kehidupan. Seluruh makhluk hidup membutuhkan air. Tidak ada satupun makhluk hidup yang dapat bertahan tanpa air.

Memasuki musim kemarau yang umumnya jatuh di Bulan Juli-Agustus, kekeringan hampir selalu terjadi di Kota Bandung. Pada musim kemarau, air bersih khususnya sulit didapat. Mirisnya, Kota Bandung yang berada diantara perbukitan seharusnya tidak mengalami masalah kekeringan atau sulit air. Ada pun masalah kebiasaan masyarakat dalam menggunakan air yang jauh dari kata hemat (efisien). Tak bisa dipungkiri, hal ini turut memperparah keadaan.

Disisi lain, banjir selalu melanda saat musim penghujan. Artinya, air hujan tidak terserap ke dalam tanah secara optimal. Hal ini dikarenakan luas area serapan di Kota Bandung dan sekitarnya terus menerus berkurang setiap tahun.

Berangkat dari permasalahan di atas, Lembaga Pengembangan Teknologi Tepat (LPTT) Bandung bekerjasama dengan Yayasan Unilever menyelenggarakan kembali kegiatan “Kampanye Hemat Air” di tahun 2014 ini. Kegiatannya akan dilaksanakan di 6 wilayah Kota Bandung.

MATERI KAMPANYE HEMAT AIR

“Kampanye Hemat Air” bertujuan mengedukasi warga tentang pentingnya menghemat air. Dalam kampanye, dipaparkan fakta ketersediaan air bersih di bumi (air tawar) yang hanya 2,5% dari jumlah seluruh air di bumi. Dipaparkan juga kebutuhan air bersih warga Kota Bandung sebesar 269.982,72 m3/hari (rata-rata 110 liter/kapita/hari). Dijelaskan pula fakta pemborosan dalam menggunakan air serta tips-tips menggunakan air secara hemat (efisien).

Bertepatan dengan Bulan Ramadhan, kegiatan ini diseleggarakan pada pukul 16.00-18.00 WIB, sambil menunggu waktu berbuka puasa (ngabuburit).



SUASANA
KAMPANYE HEMAT AIR
di RW 10 CIJAWURA


Selasa, 15 Juli 2014 merupakan sosialisasi pertama di Bulan Ramadhan ini. Sosialisasi dilaksanakan di RW 10 Cijawura Kecamatan Buahbatu. Bertempat di Bank Sampah RW 10, dikediaman Bapak Asep Budi, acara kali ini dihadiri oleh 12 orang warga Kecamatan Buahbatu dan sekitarnya. Acara dibuka dengan sambutan dari Bapak Asep Budi dan Ibu Rena (LPTT). Selanjutnya paparan materi “Kampanye Hemat Air” disampaikan oleh Kang Agus (LPTT).


Acara sosialisasi disambung dengan diskusi dan sharing pengalaman/tips menghemat air oleh warga. Berikut pendapat/pengalaman mereka.


Kampanye Hemat Air di Bank Sampah RW 10 Cijawura

Bapak Harry:
Biasanya kita menggunakan 3 wadah air untuk sabun, membilas serta pewangi. Tetapi setelah mengamati mesin cuci otomatis, ternyata mencuci pakaian cukup dengan 1-2 wadah air saja.
Pengalaman saya juga melihat di RW 14 Tamansari yang menggunakan sumur resapan yang terbukti sangat bermanfaat. Saat musim hujan, tidak ada air yang menggenang terlalu lama. Dan saat kemarau, sumur tersebut bermanfaat sebagai kantung persediaan air.

Bapak Asep:
Kebiasaan kita dalam menggunakan air masih sangat boros, bertolak belakang dengan teori yang seharusnya dilakukan. Ditambah minimnya kesadaran kita tentang pentingnya hemat air.

Ibu Rena:
Setelah membuat 210 lebih lubang biopori di lingkungan rumah, warga komplek yang semula sulit air saat kemarau kini sudah jarang bahkan tidak pernah mengeluh kekurangan air lagi.


KAMPANYE HEMAT AIR
di RW 16 BABAKAN BARU

Kampanye kedua dilaksanakan di RW 16
Babakan Baru, Sukapada, Kecamatan Cibeunying Kidul pada Hari Rabu, 16 Juli 2014. Acara diselenggarakan di Balai Pertemuan Warga RW 16 Babakan Baru, dihadiri oleh Bapak Camat Cibeunying Kidul, Bapak Lurah Sukapada dan Bapak Ketua RW 16 Babakan Baru.

Kampanye Hemat Air di RW 16 Babakan Baru, Kel. Sukapada


Kiri: Ketua RW 16 Babakan Baru - Tengah: Bpk. Rohadjie (Ketua LPTT) - Kanan: Bapak Camat Cibeunying Kidul


Acara pun diikuti warga juga para pemuda Kecamatan Cibeunying Kidul dengan antusias. Acara dipandu oleh Bapak Sugiri. Diawali dengan sambutan dari Ketua RW 16, dilanjut dengan pengantar dan sambutan dari Ketua LPTT Bandung Bapak Rohadjie dan Camat Cibeunying Kidul. Berikutnya paparan materi “Kampanye Hemat Air” disampaikan oleh Kang Agus (LPTT).


Sharing tentang Bank Sampah di RW 08 Cikutra, RW 10 Cigadung dan RW 14 Padasuka


KAMPANYE HEMAT AIR
di KELURAHAN CIGERELENG

Kampanye Hemat Air pada Kamis, 17 Juli 2014 berlokasi di Kantor Kelurahan Cigereleng, Kecamatan Regol. Kali ini peserta yang hadir adalah perwakilan dari tiap RW di Kelurahan Cegereleng dan sekitarnya. Acara dipandu oleh Bapak Rustandi, selaku fasilitator Bandung Green and Clean Kecamatan Regol. Diawali dengan sambutan dari Wakil Lurah, yaitu Bapak Sekretaris Kelurahan, dilanjut dengan paparan materi “Kampanye Hemat Air” disampaikan oleh Kang Agus (LPTT). Ada pun hasil diskusi peserta terkait materi diatas, berikut ulasannya:


Ibu Nenden: 
Berhubungan dengan menghemat air, di lingkungan tempat tinggal saya rutin diadakan dongeng bertema kejujuran untuk anak-anak. Hasilnya, mereka dibiasakan saling mengawasi antar teman agar jujur. Contohnya saat berwudhu, mereka saling mengingatkan jika ada temannya yang membuka kran air terlalu besar, karena itu sama dengan pemborosan air.

Bapak Dede: Banyak dari industri-industri yang tidak jujur masalah pengeboran sumur. Misalnya mereka mengaku hanya menggali 60 meter, faktanya menggali hingga 150 meter. Mereka merasa karena sudah membayar pajak, jadi tidak ada masalah lagi. Padahal, hal tersebut dapat  merusak lingkungan. Yang saya sayangkan, dalam hal ini pemerintah kurang tegas menyikapi. Menurut saya, lebih baik menyelamatkan lingkungan dibandingkan menerima uang pajak dari industri tersebut. Dampak lain juga, pemukiman di sekitar industri menjadi sulit air.

Kang Agus: Dahulu di Bandung ada banyak mata air, tapi kini jumlahnya berkurang drastis dan tinggal tersisa sedikit sekali. Contohnya di Babakan Siliwangi yang kini hanya ada 2 mata air saja.
 
Kang Dadeng: Dari 15 sungai yang melintasi Kota Bandung, hanya 6 sungai yang kondisinya masih layak. Sungai-sungai lainnya mengalami penyempitan dan pendangkalan akibat pemukiman yang dibangun di sepanjang bantarannya.
 

Sek. Lurah: Pepohonan yang terpaksa ditebang akibat pembangunan area industri dan perumahan menyebabkan lingkungan menjadi gersang. Tanah pun tidak mampu menyerap air secara optimal. Akibatnya cadangan air tanah tidak sebanyak sebelumnya. Mestinya ada penanaman pohon kembali. Tapi faktanya hal tersebut jarang dilaksanakan. Jikalau ada pun pohon yang di tanam tidak sebanyak yang ditebang. Jenisnya pun umumnya pohon hias yang kurang maksimal dalam menyerap air.

Bapak Rustandi: Pemerintah mestinya menjadikan mata air sebagai aset daerah dan dikelola bersama masyarakat. Jangan sampai dibiarkan mati atau diserahkan kepada pihak swasta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar