Agenda Terkini:

LPTT Bandung mengajak anda mahasiswa (S1 & S2) untuk terlibat menjadi RELAWAN Lingkungan bersama LPTT Bandung. Informasi/Pendaftaran: 08170213972 / @LPTT_Bandung

Kamis, 04 Juni 2015

Aksi Pelajar Cinta Sungai (Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia)

[Biomonitoring sungai Cijalupang sekitar SMA 24 Bandung sebagai bagian dari aksi Pelajar Cinta Sungai memperingati hari lingkungan hidup sedunia yang jatuh setiap tanggal 5 Juni. 04/06/15]



Puluhan pelajar dan masyarakat terjun langsung membersihkan sungai Cijalupang sekitar SMA 24 Bandung pada Kamis 4 Juni 2015.

Aksi yang dilakukan dalam rangka peringatan hari lingkungan hidup sedunia ini diselenggarakan oleh komunitas Pelajar Cinta Sungai Bersih (PCS), SMA 24 Bandung, LPTT Bandung, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI Jabar), serta BPLHD Jabar.

Kepedulian akan pelestarian sungai-sungai di kota Bandung yang makin tercemar menjadi motivasi yang menggerakan para pelajar kota Bandung ini untuk terjun melakukan aksi nyata sebagai upaya penyelamatan.
Sungai Cijalupang yang melintas di samping SMA 24 Bandung menjadi salah satu target upaya penyelamatan kedepan, karena sungai ini sudah tercemar berat oleh aktifitas pemukiman dan pabrik tekstil di sekitar alirannya.

Jika mengamati pemukiman padat di sepanjang aliran sungai yang berdekatan dengan SMA 24 Bandung tempat berlangsungnya aksi, maka nampak masih banyak warga yang membuang sampah rumah tangganya langsung ke dalam aliran sungai Cijalupang ini.

[Masih banyak warga sekitar aliran sungai Cijalupang membuang sampah rumah tangga meraka ke aliran sungai 04/06/15]



Para pelajar bersama warga yang peduli menunjukkan upaya edukatif melalui aksi gotong royong membersihkan sampah-sampah yang ada di aliran sungai ini. Harapannya tentu saja agar warga menjadi sadar akan pentingnya menjaga kelestarian sungai dengan tidak lagi membuang sampah ke sungai ini.

Selain sampah dari pemukiman, sungai Cijalupang yang melintas di lokasi aksi ini juga sudah tercemar berat oleh limbah cair buangan pabrik tekstil. Warnanya yang kerap berwarna-warni pekat dengan bau menyengat secara kasat mata menunjukkan sungai ini sudah tercemar berat.
Karena warnanya yang kerap berwarna-warni pula maka sungai ini sering disebut sungai pelangi oleh para pelajar di SMA 24 Bandung.

Keluhan dan protes telah beberapa kali disampaikan perwakilan masyarakat kepada dinas atau instansi terkait akan kondisi pencemaran sungai ini. Menurut keterangan warga beberapa kali bahkan pernah ada pemeriksaan mendadak dari pihak dan aparat terkait. Bahkan beberapa kali juga pernah ada pengambilan sampel air sungai. Namun hingga hari ini belum nampak solusi atas kondisi ini, bahkan satu pabrik yang diyakini kuat sebagai pembuang limbah ke sungai ini masih leluasa dan bebas menggelontorkan limbah cairnya hingga hari ini. Seakan pihak pabrik ini kebal oleh aturan hukum yang ada.

Dampak parah akibat pencemaran ini bukan hanya terjadi di badan sungai, namun juga sudah merembes hingga sumur-sumur warga di pemukiman sekitar aliran Cijalupang yang menjadi lokasi buangan limbah cair pabrik ini.

[Buangan limbah pabrik tekstil digelontorkan dengan bebas ke aliran sungai Cijalupang, 04/06/15]



Dari hasil pengujian kualitas air sumur yang dilakukan para pelajar terhadap beberapa sampel air sumur warga terbukti bahwa kadar pencemar kimiawi telah merembes pada air-air sumur tersebut.
Para pelajar memang melakukan uji kualitas air sumur sebagai bagian dari aksi hari ini, sekaligus mewawancara warga sekitar sungai mengenai air sumur mereka.

Sedangkan beberapa kelompok pelajar lainnya terlibat dalam proses biomonitoring di aliran sungai ini untuk mengetahui sisa-sisa keragama biota yang masih ada diantara kualitas air yang sudah tercemar.
Ini adalah langkah awal dari proses kampanye yang panjang. Jika hari ini masyarakat masih merasa putus harapan dan bingung kepada siapa lagi mengadukan kondisi ini, maka bukan berarti esok-lusa mereka akan tetap berdiam diri.

[Warga berjibaku membersihkan aliran sungai Cijalupang diantara gelontoran limbah cair dari pabrik tekstil (kiri). Pelajar mengambil sampel air sumur warga untuk proses uji kualitas air di laboratorium (kakan). 04/06/15]



Gerakan ini harus menjadi inspirasi penyemangat bagi warga yang masih memiliki harapan dan kepedulian. Bahkan mulai hari ini juga kondisi ini harus diubah, melalui tangan-tangan warga dan pelajar yang peduli, maupun melalui kebijakan yang tidak lagi bisa dibeli. Karena lingkungan yang sehat adalah hak setiap insan di muka bumi ini. (Ded)

* * * *


Tidak ada komentar:

Posting Komentar