LPTT Bandung telah menempati kantor baru di Jl. Rereng Adumanis No.47 Bandung. Kesibukan pindahan kantor pasti selalu diikuti kesibukan lanjutan yaitu berbenah ruangan dan penempatan ulang seluruh perlengkapan dan dokumen-dokumen kantor. Setiap staf akan kebagian jatah sibuk tambahan ini tentunya.
Namun demikian bukan berarti lantas agenda-agenda di luar kantor dan di luar Bandung akan terabaikan. Seperti pada hari Sabtu 23 Juli 2016 ini, tim LPTT Bandung masih bisa terlibat berpartisipasi mengisi penyuluhan dan pelatihan tentang Bank Sampah di komunitas warga RT.02 RW.07 Desa Cipeundeuy, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.
Acara penyuluhan dan pelatihan ini merupakan bagian dari kegiatan kelompok mahasiswa UPI Bandung yang tengah terjun langsung belajar mengaplikasikan ilmunya di masyarakat. Perwakilan tim LPTT Bandung menjadi pengisi materi dalam kegiatan ini.
[Musholla warga menjadi tempat pemaparan materi penyuluhan bank sampah oleh tim LPTT Bandung di desa Cipeundeuy. 23/07/16] |
Antusiasme warga nampak terlihat dari begitu banyak warga yang terlibat berpartisipasi dalam acara ini didominasi para ibu-ibu rumah tangga. Beberapa pengurus warga dan tokoh wargapun nampak hadir terlibat dalam kegiatan ini.
Musholla menjadi tempat pemaparan materi pelatihan yang disampaikan tim LPTT Bandung, dilanjutkan dengan sesi praktek langsung di sekitar lokasi pemukiman dan halaman musholla.
Sesi praktek tentang bank sampah diisi dengan demonstrasi tentang bagaimana menjalankan pengelolaan bank sampah. Dimulai dengan sesi mengumpulkan berbagai jenis sampah yang bisa disetorkan ke bank sampah, proses pemilahan sampah yang bisa masuk bank sampah sesuai jenisnya, hingga proses penimbangan dan pencatatan kedalam buku bank sampah warga dan pengelola.
Musholla menjadi tempat pemaparan materi pelatihan yang disampaikan tim LPTT Bandung, dilanjutkan dengan sesi praktek langsung di sekitar lokasi pemukiman dan halaman musholla.
Sesi praktek tentang bank sampah diisi dengan demonstrasi tentang bagaimana menjalankan pengelolaan bank sampah. Dimulai dengan sesi mengumpulkan berbagai jenis sampah yang bisa disetorkan ke bank sampah, proses pemilahan sampah yang bisa masuk bank sampah sesuai jenisnya, hingga proses penimbangan dan pencatatan kedalam buku bank sampah warga dan pengelola.
[Masyarakat peserta pelatihan/penyuluhan antusias mencari dan mengumpulkan sampah di sekitar kampung lokasi kegiatan untuk disetorkan di bank sampah. 23/07/16] |
Antusiasme warga semakin nampak saat sesi praktek, mulai dari saat mengumpulan sampah yang dicari di sekitar kampung lokasi pelatihan, hingga proses penimbangan dan pencatatan kedalam pembukuan bank sampah. Nampak warga yang didominasi peserta ibu-ibu bahu membahu mengumpulkan sampah yang bisa disetor ke bank sampah, hingga bahu membahu dalam proses penimbangan dan pencatatan.
[Setelah warga mengumpulkan sampah dan memilahnya, proses praktek selanjutnya adalah menimbang dan pencatatan di buku bank sampah. 23/07/16] |
Kegiatan semacam ini memang patut untuk dipilih dan dijalankan, selain memiliki potensi besar meningkatkan nilai tambah ekonomi warga, juga mampu menjadi jalan tetap terjalinnya proses-proses silaturahmi dan gotong royong warga secara berkelanjutan. Selain itu tentu saja mendorong warga makin melek akan kegiatan yang mendorong proses-proses tertib diri melalui kegiatan pencatatan dan pengelolaan bank sampah yang berkelanjutan. (Ded).
* * * *